Senin, 12 November 2012

Sangkar Faraday

Asing ya istilah Sangkar Faraday ini? Tapi buat anak-anak yang IPA tepatnya belajar fisika mungkin aja tau, mungkin juga nggak.

Jadi berawal dari papaku yang datang ke Bandung dalam rangka mengunjungi anaknya ini, mbak Vina. Papaku pake Telkomsel di handphonenya. Aku juga pake Telkomsel sih. Ga ada masalah sama Telkomsel disini, yang bermasalah sepertinya adalah rumahnya. Kalo lagi di dalem rumah itu nelpon suka putus-putus, suara tiba-tiba ngilang, sms gak kekirim-kekirim, bbm pending, internetan susah, tapi begitu di luar sinyal bagus-bagus aja. Soalnya secara logika letak rumah itu bukannya di kampung atau di gunung, ditengah-tengah kota Bandung yang sangat strategis dan dekat kemana-mana. Papaku yang selama disini banyak di telpon sama siapa-siapa agak kesal mesti keluar atau keatas kalo mau nerima telpon. Terus papaku bilang. Ini rumahnya 'Sangkar Faraday'. Aku yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi langsung Googling doong hahaha

Menurut Wikipedia :
Sangkar Faraday atau tameng Faraday adalah sebuah ruang tertutup yang terbuat dari bahan-bahan penghantar listrik. Ruangan itu mampu merintangi medan listrik statik eksternal.
Medan listrik statik eksternal akan menyebabkan muatan listrik di dalam bahan yang konduktif untuk menyalurkan kembali diri mereka sendiri. Hal ini kemudian membatalkan efek medan listrik statik di bagian dalam sangkar. Efek ini bisa digunakan untuk melindungi peralatan elektronik dari sambaran petir dan lucutan/pengosongan (Bahasa Inggris:discharge) elektrostatik yang lain.

Kejadian Sangkar Faraday sehari-hari : 
Telepon genggam dan radio tidak menerima sinyal saat berada di dalam elevator maupun di berbagai struktur yang sama. Sejumlah bahan arsitektur tradisional bertindak sebagai perisai Faraday dalam prakteknya. Ini termasuk plester berbilah logam dan beton yang diperkokoh dengan batang penguat (Bahasa Inggris: rebar). Bahan-bahan tersebut memengaruhi penggunaan telepon dan jaringan nirkabel di dalam bangunan serta rumah.
Sinyal Wi-Fi seringkali terhalang di dalam bangunan yang memiliki metal siding.

Nah rumah nenekku ini kan emang rumah lama dari jaman papaku kecil dulu, lebih dari 40 tahun mungkin bangunannya, dan mungkin dulunya pas bangun rumah plester logam beron dan lain-lainnya gitu sangat tebal atau gimana, jadinya rumah kayak bunker gini. Berasa tinggal di gua bawah tanah. hahaha :D

Papaku sangat menginspirasi yaa sayang papaa :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar