Sabtu, 10 Desember 2011

Kata orang

Kata orang diam adalah emas, tapi kata orang juga, jaman sekarang itu udah bukan jamannya diam lagi, kita harus bersuara dan mengeluarkan pendapat. Katanya ini bukan jaman orde baru yang kalo mengeluarkan pendapat, mungkin besok udah gak bisa lihat mentari lagi (tsaaah).

Tapi ada juga, kata orang lagi, kita harus kondisional dan tau kapan perlu diam dan kapan perlu ngomong. Awalnya apa yang kata orang tentang diam nggak terlalu mengganggu, tapi baru-baru ini merasakan apa gunanya diam dan apa gunanya ngomong.

Terkadang kalo nggak disuruh ngomong, kita nggak usah ngomong. Dan kalo emang mau berpendapat, ya ngomong aja, berpendapat. Tapi kalo mau ngomong, harus dipikirin dulu kita mau ngomong apa, kita ngerti nggak yang kita omongin apa, penting nggak, dan apa efek omongan kita terhadap orang lain. Kenapa mesti mikirin orang lain? Kita kan yang punya mulut? Kita kan bebas berpendapat? Soalnya orang yang denger kamu ngomong nggak semuanya satu pandangan, nggak semuanya punya tingkat ke-sensitif-an sama kayak kita, nggak semuanya suka sama cara dan gaya kita ngomong, nggak semuanya bisa ngerti dengan mudah apa yang kita omongin, nggak semuanya suka sama pribadi kita, dan nggak semuanya bisa nangkep apa yang kita omongin sesuai sama persepsi kita, bisa aja mereka mengartikan berbeda.

Intinya sih karena kita hidup nggak sendiri, kita butuh orang-orang lain. Karena kita butuh orang-orang lain, pasti kita harus mau nggak mau menjaga hubungan baik dengan orang-orang lain itu, salah satunya jaga omongan. 

Tapi terkadang orang yang terlalu memikirkan apa yang mau diomongin, dan memikirkan dampaknya ke orang lain, malah susah ngomong, dan jadinya pasif, nggak baik juga, kayak saya. Serba salah. Karena kita emang beda-beda, ada yang suka ngomong spontan, itulah dia, ada yang suka nggak enakan, itulah dia.

Karena kita juga nggak tau isi hati setiap orang..............