Senin, 15 Juli 2013

Wow, US$ 1 = Rp 10,024!

Well, sebagai anak fakultas ekonomi, walaupun aku bukan jurusan ekonomi pembangunan tapi manajemen, tetep aja kalo ada berita ekonomi aku sering bertanya-tanya kenapa aku nggak ngerti apa-apa. Hahaha dan aku malu. Dikit.  

Jadi berita yang lagi hot nih kayaknya tentang nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar alias depresiasi. Hari ini 15 Juli 2013 dari twit nya detikcom aku dapet info kalo US$ 1 = Rp 10.024! Wow banget kan. Sekarang udah lebih dari 10.000 loh. Dulu waktu awal-awal aku pernah belajar apa dampak positif dan negatif dari depresiasi dan apresiasi mata uang. Tapi lupa. Sangat manusiawi. Terus kan aku juga belajar manajemen konsentrasi keuangan, yang belajar tentang investasi. Secara naluri dan insting (naon) aku ngerasa ada benefitnya depresiasi suatu mata uang sama multinational corporate, tapi aku nggak tau apaan. Iya aku emang mahasiswa semester 7 yang berwawasan kurang dan memiliki ingatan jangka pendek, juga memiliki kesulitan untuk memahami sesuatu dengan mudah, nalar yang kurang peka. Lengkap sudah.

Jadi berdasarkan ketidaktahuan aku ini, aku nyari tau tentang semua ini. Semua ini bikin aku bingung. Aku harus tau apa maksud dari misteri semua ini. Akhirnya google memberi segalanya.

Keuntungan dari depresiasi, kasus kita rupiah, :
  1. Ekspor negara kita akan lebih kompetitif, permintaan ekspor akan meningkat. Karena murah. Depresiasi mata uang secara umum dapat dianggap sebagai keuntungan bagi bisnis. Hal ini dapat menurunkan harga produk-produk ekspor, menjadikan ekspor lokal dapat lebih bersaing dalam pasar dunia. 
  2. Secara tidak langsung, meningkatnya ekspor akan membantu meningkakan terciptanya lapangan kerja.
  3. Carry Trades.
Carry Trades adalah mengambil keuntungan dari perbedaan tingkat suku bunga antar negara. Jadi misalnya investor meminjam uang di Indonesia, terus ditukar ke mata uang dolar. Abis itu uang dalam bentuk dolar tersebut dibelikan obligasi di Amerika.

Obligasi itu surat utang, jadi ada perusahaan yang butuh dana untuk perusahaannya, kemudian menerbitkan surat utang. Nanti investor-investor bisa beli surat utang ini, yang beli berarti ngasih utang ke perusahaan tersebut.

Pendapatan dari obligasi itu dari coupon (bunga) tiap tahun. Ada 3 jenis bunga yang ribet dijelasin. Normal Yield, Current Yield, dan Yield to Maturity. Jadi ini tuh tergantung suku bunga dinegara tersebut, cerita disini Amerika. Jadi nanti investornya itu dapet coupon dari Amerika dalam bentuk dolar, terus nanti kalo di rupiah kan lagi jadinya banyak.

Keuntungan Carry Trades :

  • Pertama, melalui tingkat suku bunga harian (coupon) yang lebih tinggi di negara Amerika.
  • Kedua, melalui depresiasi Rupiah, yang membuat investor mendapatkan sejumlah uang dalam Rupiah yang lebih besar, dari pada jumlah awal pinjaman mereka.
Nggak semua negara berusaha mengaspresiasi mata uang mereka. Contohnya Jepang. Jepang itu negara langganan sumber Carry Trades. Dan Jepang nggak berusaha menaikkan suku bunganya. Soalnya Jepang itu banyak mengekspor produk-produk misalnya mobil dan alat elektronik. Mobil Jepang terkenal lebih murah daripada mobil Eropa dan Amerika, trus hemat bahan bakar. Kalo misal Yen terapresiasi bakal menaikkan harga produknya juga. Jadi Jepang selalu menekan agar mata uangnya nggak terapresiasi. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan, bahwa fenomena carry trades tidak selalu merugikan negara sumber, apalagi jika negara sumber adalah eksportir. Sebenarnya depresiasi mata uang dapat memicu tingkat ekspor, dan ekspor yang meningkat akan membuat mata uang domestik menguat dengan sendirinya. Jadi siklus sih, bisa stabil sendiri juga harusnya. Invisible Hand gitu.

Maaf ya, ini tulisan lagi mabok, mabok sop buah. Kebanyakan ngaconya. Bye~

 Sumber :

2 komentar:

  1. hem, 2 minggu terakhir pernah cek di klikbca.com itu nyampe Rp 10.100,- lho per dolarnya.

    BalasHapus
  2. Iya emang lagi tinggi-tingginya nih, BI rate juga jadi naik kan biar mengimbangi inflasi hehe

    BalasHapus