Ini adalah tugas pasca KKN, yaitu membuat essai minimal 600 karakter. Tugas ini saya buat tadi pagi, bangun tidur, entah dapat wangsit dari mana, dan voila!
Nama/NPM : Revina Monica E./120310100169
Fakultas/Jurusan : Ekonomi & Bisnis/Manajemen
Jika
Saya Menjadi Warga Desa Mulyasari
Jika
saya menjadi warga Desa Mulyasari, saya akan mencoba mengembangkan potensi
perikanan di sana. Sebab hanya sedikit warga yang memiliki kolam ikan, padahal
menurut saya daerah tersebut sangat potensial untuk usaha perikanan. Saya akan
mencoba budidaya lele. Karena budidaya lele termasuk yang budidaya yang
sederhana dengan modal sedikit tetapi perawatan atau pengerjaan yang tidak
mahal. Sebab lele merupakan jenis ikan yang gampang hidup dan tidak ‘manja’.
Pengadaan kolam lele juga tidak membutuhkan lahan yang luas. Hanya bermodalkan
kolam kecil dan terpal.
Berdasarkan pengalaman saya tinggal di Desa
Mulyasari dan pengalaman berbelanja ke pasar Ramayana Cianjur beberapa kali,
tidak ada yang menjual ikan lele di pasar. Hanya ada ikan nila dan ikan mas.
Mungkin peminat ikan lele di Cianjur sedikit. Biasanya orang tidak suka ikan
lele karena beberapa orang berpendapat ikan lele itu bau lumpur. Atau ada yang
berpendapat ikan lele itu kotor, sebab biasanya dipelihara di septic tank. Jadi kendala dari budidaya
lele adalah mungkin dalam mencari pangsa pasar.
Oleh
karena itu saya punya pemikiran tidak akan menjual ikan lele begitu saja. Saya
akan mengolah lele tersebut menjadi nugget
dan menjadi abon. Dengan diolah menjadi nugget atau abon, maka konsumen akan
lebih tertarik memakannya sebab tidak ada bau lumpur dan wujud lele itu sendiri
sudah tidak tampak. Nilai ekonomisnya juga akan bertambah sebab telah diolah
dan membuat pengkonsumsian menjadi lebih praktis.
Dengan
menjalankan bisnis lele ini di Mulyasari, saya yakin hal ini akan membantu
memajukan perekonomian masyarakat Desa Mulyasari yang selama ini kebanyakan
menjadi petani dan buruh tani. Saya melihat juga banyak remaja desa yang
menganggur, tidak sekolah dan tidak bekerja, hanya nongkrong. Dengan adanya bisnis lele saya ini, maka akan
membutuhkan banyak sumber daya manusia yang bisa diikutsertakan. Pertama,
bisnis ini membutuhkan sumber daya manusia untuk membudidayakan lele. Kedua,
perlu juga sumber daya manusia untuk mengolahnya menjadi nugget dan abon, mengemas, dan lain sebagainya. Jadi dengan bisnis
lele ini remaja-remaja yang menganggur atau mungkin ibu rumah tangga yang
tadinya tidak bekerja bisa ikut berswadaya.
Tidak
perlu muluk-muluk memandang bahwa bisnis lele ini akan membutuhkan modal besar
seperti bisnis besar yang membutuhkan pabrik, mesin, dan lain-lain. Saya
membayangkan bisnis ini sebagai bisnis industri rumah tangga yang bisa
didaftarkan dengan mudah ke pemerintah sehingga mendapat izin, sertifikasi
halal, dan standar kebersihan dari pemerintah. Dengan didaftarkan sebagai produksi
pangan industri rumah tangga (P-IRT), maka menguntungkan untuk produsen, sebab
kepercayaan konsumen akan terbangun disini. Konsumen menjadi percaya bahwa lele
ini diproduksi dengan baik dan bersih.
P-IRT
(Pangan Industri Rumah Tangga) merupakan izin jaminan usaha makanan atau
minuman rumahan yang dijual memenuhi standar keamanan makanan atau izin edar
produk pangan olahan yang diproduksi oleh UKM untuk dipasarkan secara
lokal.cara memperolehnya sangat mudah. Hanya dengan mengajukan permohonan,
kemudian isi formulir, mencantumkan surat keterangan usaha dari kelurahan,
rincian modal usaha dari kelurahan, keterangan puskesmas, contoh kemasan, dan
sampel pangan. Nantinya petugas Dinas Kesehatan setempat akan mengadakan survey
secara langsung. Setelah survey, izin akan keluar dalam waktu sekitar dua
minggu. Jadi usaha ini tidak akan rumit dengan masalah perizinan dan tidak
membutuhkan biaya banyak untuk mendaftarkan, tetapi hasilnya adalah kenyamanan
baik dari pihak produsen maupun konsumen. Kedua pihak akan diuntungkan.
Tetapi
saya juga bukan bermaksud untuk mengganti pekerjaan mayoritas penduduk desa
Mulyasari yang petani dan buruh tani untuk beralih profesi menjadi peternak
lele semuanya. Target saya adalah agar remaja yang banyak menganggur, yang
mungkin tidak melanjutkan sekolah, yang sehari-hari hanya bermain karambol,
bermain gitar, dan duduk-duduk di warung dan berkumpul, bisa melakukan kegiatan
yang berguna, yang menghasilkan, dan membangun desanya.
Nantinya
abon lele dan nugget lele ini bisa
dipasarkan di toko oleh-oleh khas Cianjur, sehingga dikenal oleh masyarakat. Dan
juga bisa menjadi lauk konsumsi sehari-hari warga desa, sebagai sumber protein.
Kemudian desa Mulyasari ini akan dikenal sebagai produsen abon lele dan nugget lele. Cianjur yang dekat dengan
Bogor, Jakarta dan Bandung mungkin juga bisa memperluas pasar abon lele dan nugget lele ini. Inilah pemikiran yang
muncul di benak saya jika saya berandai-andai menjadi warga desa Mulyasari
setelah saya melakukan KKNM di desa Mulyasari selama sebulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar